Sejarah Kerajaan Tarumanegara di jawa Barat Menurut Beberapa Sumber

Sejarah Kerajaan Tarumanegara di jawa Barat Menurut Beberapa Sumber


Sumber I

Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Letak dan bukti peninggalannya Inilah sejarah kerajaan tarumanegara yang berada di Indonesia dan termasuk kerajaan Hindu yang paling tua kedua di Indonesia sesudah kerajaan kutai. Didalam suatu berita cina, disebutkan bahwa kerajaan Tarumanegara itu bernama To-lo-mo yang berdiri sejak pada tahun bersamaan dengan kerajaan kutai yaitu di abad ke-5 sebelum masehi. Bukti dari keberadaan kerajaan tarumanegara itu bisa diketahui dari adanya penemuan dari tujuh buah prasasti.

Kata Tarumanegara itu berasal dari sebuah kata tarum dan Negara. Tarum yang memiliki arti nama sungai yang membelah daerah Jawa Barat yang saat ini bernama citarum dan “Negara” berarti sebagai kerajaan atau wilayah besar.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara di jawa Barat
Sejarah Kerajaan Tarumanegara di jawa Barat

Sumber II

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Maharaja Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395-434 m). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara adalah Suryawarman (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Kerajaan Tarumanegara. Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan politik ayahnya.

Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yang memberitakan raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan rajatapura atau salakanagara (kota perak), yang disebut argyre oleh ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII). Ketika pusat pemerintahan beralih dari rajatapura ke Tarumanegara, maka salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah. Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang maharesi dari salankayana di India yang mengungsi ke nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan maharaja samudragupta dari kerajaan magada.

Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota tarumangara dan kemudian menjadi panglima angkatan perang Kerajaan Tarumanegara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih Berkembang Ketika Cicit Manikmaya Mendirikan Kerajaan Galuh Dalam Tahun 612 M.

Sejarah Berdirinya kerajaan Tarumanegara

Kerajaan tarumanegara berdiri tahun berapa dan siapa pendirinya masih dipertanyakan oleh para sejarawan. Akan tetapi, terdapat satu-satunya sumber yang bisa dijadikan untuk membahas kerajaan tarumanegara yaitu Naskah Wangsekerta. Dalam naskah wangsekerta itu tentunya masih ada perdebatan antara para ahli sejarah dan mengenai keaslian dari isinya.

Berdasarkan Naskah Wangsakerta ini, dimana pada abad keempat Masehi, terdapat pulau dan adanya beberapa wilayah Nusantara yang lainnya telah didatangi oleh beberap sejumlah pengungsi yang berasal dari India yang berniat untuk mencari perlindungan karena telah terjadi suatu peperangan besar disana. Para pengungsi tersebut umumnya berasal dari suatu daerah di Kerajaan Palawa dan Calankaya di daerah India, pihak yang telah kalah didalam peperangan si sebuah peperangan dengan melawan Kerajaan Samudragupta di India.

Adapun salah satu yang berasal dari rombongan pengungsi tersebut dipimpin oleh salah seorang Maharesi yang memiliki nama Jayasingawarman. Sesudah memperoleh persetujuan yang berasal dari raja yang berkuasa didaerah Jawah bagian barat yaitu Dewawarman VIII, Raja Salakanagara., maka akhirnya Jayasingawarman diijinkan membuka tempat pemukiman yang baru berada didekat sungai Citarum. Pemukiman dari Jayasingawarman ini di berikan nama yaitu Tarumadesya (desa Taruma).

Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Letak dan bukti peninggalannya

Seiring berjalannya waktu, desa ini kemudian ramai didatangi oleh para penduduk desa lainnya, sehingga itu membuat Tarumadesya menjadi wilayah yang besar. Pada akhirnya, dari daerah yang hanya berada setingkat dengan desa dan akhirnya berkembang menjadi sebuuh kota. Semakin hari, kota Tarumanegara mulai menunjukkan perkembangan pesat, atas dasar itulah akhirnya Jayasingawarman kemudian melakukan pembentukan sebuah Kerajaan yang dinamakan kerajaan Tarumanegara.


Kejayaan kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara ini mencapai puncak tertinggi dari kejayaannya pada saat Purnawarman menjadi Raja di kerajaan tersebut. Pada masa pemerintahan Raja Purnawarman, kerajaan Tarumanegara semakin diperluas karena telah berhasil menaklukkan beberapa kerajaan yang terdapat disekitar kerajaan tersebut. Telah tercatat bahwa untuk luas kerajaan Tarumanegara ini hampir sama luas dengan wilayah Jawa Barat yang ada saat ini. Selain itu, Raja Purnawarman juga telah menyusun sebuah pustaka yang dijadikan sebagai undang-undang kerja, aturan dalam angkatan perang, strategi atau siasat dalam berperang dan silisilah dari Dinasti Warman. Kemudian sifat sang Raja Purnawarman terkenal menjadi Raja yang bijak dan kuat untuk rakyatnya.


Keruntuhan kerajaan Tarumanegara.

Raja yang ke duabelas dari kerajaan Tarumanegara tersebut mempunya dua orang putri, yaitu untuk putri pernama memiliki nama Dewi manasih yang akhirnya menikah dengan Tarusbawa dan untuk putri yang kedua bernama Sobakencana yang akhirnya menjadi istri Dapunta Hyang Sri Jayanasa (pendiri kerajaan Sriwijaya). Tampuk kepemimpinan dari kerajaan Tarumanegara pun kemudian jatuh kepada Tarusbawa suami dari Manasih. Di masa pemerintahan dari Raja Tarusbawa ini, maka pusat kerajaan Tarumanegara dibawa ke kerajaanya sendiri yakni Kerajaan Sunda atau Kerajaan bawahan Tarumanegara. Dan kemudian akhirnya kerajaan Tarumanegara diganti menjadi kerajaan Sunda. jadi, kerajaan Tarumanegara tidak runtuh karena peperangan, akan tetapi dilakukan pergantian nama oleh Tarusbawa.

Peninggala kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara telah banyak meninggalkan jejak sebagai bukti sejarah bahwa kerajaan tarumanegara pernah ada, dimana itu dibuktikan dari beberapa prasasti yang diantaranya sebagai berikut:
  • Prasasati Ciareteun yang telah ditemukan berada di Ciampea, wilayah Bogor. Dalam prasasti ini terdapat suatu ukiran laba-laba dan puisi yang tuliskan huruf palawa dengan berbahasa sansekerta serta tapak kaki. Puisi tersebut berkata “Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini milik raja dunia yang sangat gagah berani dan termashur Purnawarman Penguasa dari kerajaan Tarumanegara”.
  • Prasasti Pasri Koleangkak yang telah ditemukan pada area perkebunan Jambu. Prasasti tersebut juga seringkali disebut dengan nama Prasasti Jambu. Prasasti Jambu memiliki isi yaitu “Yang termashur dan setia kepada tugasnya adalah raja yang tiada banding dengan nama Sri Purnawarman yang telah memerintah Taruma serta baju perisainya yang tidak dapat tembus oleh panah dari musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang senantiasa selalu berhasil dalam menghancurkan benteng musuhnya, yang selalu memberikan hadiah perjamuan kehormatan untuk mereka yang setia kepada dirinya, tetapi dia merupakan duri untuk musuh-musuhnya.
  • Prasasti Kebonkopi yang telah ditemukan pada area kampung muara Hilir, Cibungbulang. Dengan isi dari prasati tersebut yaitu adanya dua kaki gajah yang mirip dengan tapak kaki gajah airawati sebuah kendaraan dari Dewa Wisnu. Sedangkan untuk prasasti Jambu mengenai kegagahan dari Raja Purnawarman. Dengan bunyi prasati tersebut yaitu:”Gagah dan mengagumkan serta jujur terhadap apa yang menjadi tugasnya yaitu Pemimpin manusia yang tak terbandingi, yang paling masyhur Sri Purnawarman yang telah memerintah di Taruma dan yang memiliki baju zirah yang tak bisa tertembus oleh musuh..”
  • Prasasti Tugu yang telah ditemukan pada daerah Tugu yaitu Jakarta.
  • Prasasti Pasir Awi yang telah ditemukan pada area Pasir Awi, Bogor.
  • Prasasti Muara Cianten yang telah ditemukan pada area Bogor. 
  • Prasasti cidanghing atau lebak yang telah ditemukan pada kampung lebak, dipinggir sungai Cidanghiang, Pandeglang Banten. Prasasti Didanghiang ini memiliki isi yang berbunyi “Inilah suatu tanda keperwiraan, keberanian dan keagungan yang benar-benar bersungguh-sungguh dari sang raja dunia yang sangat mulia Purnawarman yang telah menjadi panji dari sekalian raja”

Selain dari prasasti-prasasti tersebut, masih ada sumber-sumber lain yang menerangkan bahwa kerajaan tarumanegara pernah ada yaitu:
  • Informasi dari Fa-Hien, seseorang musafir yang berasal dari Cina yang juga sebagai Pendeta BUdha yang sedang terdampar diwilayah Yepoti atau Yawadhipa atau Jawa dimana tepatnya berada di Tolomo atau Taruma yang terjadi pada tahun 414. Dalam sebuah catatannya bahwa disebutkan rakyat Tolomo memiliki pemeluk Budha yang sedikit sekali, dimana-mana dijumpai banyak para Brahmana dan Animisme.
  • Informasi yang berasal dari Dinasti Soui yang telah menerangkan bahwa di tahun 528 dan 535 akan datang utusan yang berasal dari negeri tolomo atau Taruma yang berada disebelah selatan.
  • Informasi dari dinasti Tang Muda yang juga menerangkan bahwa pada tahun 666 dan tahun 669 M akan datagnya utusan dari Tolomo atau Taruma.
Sejarah Kerajaan Tarumanegara di jawa Barat
Sejarah Kerajaan Tarumanegara di jawa Barat
Baca juga
Sejarah Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur Terlengkap
Pemerintahan Kerajaan Kediri Berdasarkan Raja Yang Berkuasa
100 Nama Kerajaan Yang Ada Di Indonesia Beserta Rajanya
Nama Kerajaan Islam Yang Berada Di jawa Terlengkap
Sejarah Penyebaran Islam Di Jawa Tengah Dan Jawa Timur


Silsilah-silsilah Raja Kerajaan Tarumanegara

Sejak berdirinya kerajaan Tarumanegara yang berawal dari abad ke 4 hingga abad ke 7 Masehi, kerajaan Tarumanegara telah dipimpin sebanyak 12 orang raja yang diantaranya yaitu 1. Raja Jayasingawaraman pada tahun 358 sampai 382 M; 2. Raja Dharmayawarman pada tahun 382 sampai 395 M; 3. Purnawarman pada tahun 395 sampai 434 M; 4. Raja Wisnuwarman pada tahun 434 sampai 455 M; 5. Raja Indrawarman pada tahun 455 sampai 515 M; Raja Candrawarman pada tahun 515 sampai 535 M; 6. Raja Suryawarman pada tahun 535 sampai 561 M; 7. Raja Kertawarman pada tahun 561 sampai 628 M; 8. Raja Sudhawarman pada tahun 628 sampai 639 M; 10. Raja Hariwangsawarman pada tahun 639 sampai 640 M; 11. Raja Nagajayawarman pada tahun 640 sampai 666 M; 12. Raja Linggawarman pada tahun 666 sampai 669 M.


Aspek kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara telah diperintah oleh Purnawarman. Raja Purnawarman adalh raja yang adil, cakap dan sangat begitu memperhatikan usaha untuk menyejahterakan kehidupan seluruh rakyatnya. Olehnya itu, Rakyatnya dapat hidup dalam kondisi tentram, makmur dan aman. Adapun pengaruh agama Hindu dan terdapat berita yang berasal dari Cina telah membuktikan bahwa Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan yang telah mengadakan hubungan yang berasal dari kerajaan luar. Tarumanegara memmiliki hubungan bersama Cina dan mengirimkan duta pertamnya kepada Cina ditahun 528 M. Hingga akhir abad ke tujuh, kerajaan ini akhirnya menghilang. adapun dugaan hilangnya tarumanegara dari adanya serbuan yang berasal dari para armada Kerajaan Sriwijaya yang ingin mencoba untuk menguasai pada kedua sisi di Selat Sunda.


Aspek kehidupan Sosial dan ekonomi

Mengacu dari beberapa sumber yang ada dan bukti-bukti yang sudah ditemukan, terdapat dugaan bahwa untuk mata pencaharian kerajaan Tarumanegara berada di sektor peternakan, perburuan, perdagangan, perniagaan dan pertanian. Adapu berita tentang perburuan, semisal ditemukan adanya gading gajah dan cula badak yang tentunya berasal dari hasil perburuan. Kemudian untuk pertanian dan peternakan menjadi sebuah mata pencaharian, itu diketahui dari isi Prasasti tugu. Pada prasasti tersebut dikatakan bahwa untuk usaha dalam pembuatan saluran air yang sepanjang 6.122 tombak atau sama dengan 6,1 sampai 9,2 km. Adapun pemberian kepada 1000 ekor hewan sapi untuk para brahmana yang berasal dari Raja Purnawarman, hal tersebut menunjukkan bawah peternakan merupakan salah satu pencaharian rakyat tarumanegara.

Berdasarkan dari berita Fahien yang berasal dari CIna, bahwa di Tarumanegara terdapat tiga agama yang telah dianut. Ketiga agama tersebut yaitu agama Hindu dan Agama Budha serta suatu sistem kepercayaan yang tidak begitu jelas namanya. Menurut dari Prasasti Tugu, hadiah diberikan sebanyak 1000 ekor sapi kepada para Brahman oleh Raja Purnawarman itu menunjukkan adanya suatu hubungan yang sangat erat dengan sistem kepercayaan Weda. Kemudian begitu halnya dengan yang tertuang di PRasasti Ciaruteun yang memiliki kedua telapak kaki Purnawarman yang mirip dengan kaki dewa Wisnu. Di prasasti Jambu, Purnawarman mirip dengan Indra yang telah terkenal sebagai dewa perang sekaligus mempunyai sifat-sifat seperti dewa matahari.


Aspek Kebudayaan

Kerajaan tarumanegara dapat dikatakan memiliki kebudayaan yang sudah baik, itu terbukti dari adanya penggalian sungai untuk dapat mencegah dari banjir dan menjadi sebagai saluran irigasi untuk dimanfaatkan dalam kepentingan pertanian. Kemudian terlihat juga dari teknik dan cara penulisan pada huruf-huruf di prasasti yang telah ditemukan dimana itu menjadi bukti dalam menunjukkan bahwa kebudayaan masyarakat kerajaan tarumanegara sudah maju
Baca selengkapnya


saya atas nama lapakilmu.com mohon maaf bila mana terdapat kesalahan dalam penulisan artikel dan materi yang saya sajikansaya berusaha memberikan yang terbaik semoga bermanfaat



Post a Comment